Senin, 04 Juli 2011

There is God in Cyber: Aku Berfikir Persis Seperti Anda.

"Tuhan itu tidak ada", demikian menurut seseorang di salah satu grup facebook. "Karena jika Ia ada, kenapa tidak menjawab emailku?"

Ia menambahkan, "Jika anda membayangkan Tuhan mengapung apung diatas air lalu ia mewujudkan imajinasinya; membuat cahaya, galaksi dan mesin raksasa dan tiba tiba Tuhan meninggalkannya mungkin anda berikutnya lalu bertanya: apa yang Ia rencanakan berikutnya?"
Dalam pembahasan tentang Tuhan, maka saya membayangkan anda dan saya adalah orang beriman, demikian juga saya menerima antitesa seorang atheis dalam laman ini, namun tidak akan untuk dibahas.

Tidak memberi ruang diskursus tentang eksistensi Tuhan karena sebuah alasan yang sangat fundamental. Yakni bahwa: Tuhan bagi atheis sangat logis tidak ada, dan Tuhan sangat logis ada buat saya dan orang-orang beriman. Dengan logika yang sama, dua hal yang berbeda dan bahkan bertolak belakang bisa di simpulkan.

Saya tidak sedang melarikan diri dengan mengatakan: "Pada akhirnya saya percaya, bahkan Tuhan Yang Maha Bijaksana memberi dua pilihan, kebebasan untuk percaya atau tidak percaya pada Tuhan. Tuhan tidak dalam cara yang se otoriter itu mengontrol hak asasi ciptaan-Nya: free will dan free act untuk berfikir. Tidak semua orang setiap saat diberi pesan khusus dan seseorang harus menuruti perintah itu. Demikianpun Tuhan tidak sedang bersembunyi dan membuat teka teki yang susah dipecahkan".

Memang satu satunya yang saya miliki adalah percaya akan Eksistensi Tuhan. Kita tidak bisa memaksa Tuhan hadir di laboratorium untuk di ukur, ditimbang dan di uji materialnya, di lihat atomnya serta dipetakan genetiknya. Saya orang beragama percaya, ada alam berikutnya untuk bertemu Tuhan. Dunia yang berbeda tentu saja.Saya percaya Tuhan adalah Satu satunya. Tidak dua atau tiga atau lebih. Tetapi pastinya Tuhan yang saya bayangkan dengan logika yang terdapat di kepala saya bisa berbeda dengan Tuhan yang anda bayangkan. Tetapi ada hukum universal, bahwa logika disudut planet terpencil mana pun anda berada, mengartikan bahwa 1 + 2 = 3. Begitupun kepercayaan saya tentang Tuhan seharusnya sama dengan siapa saja dan di mana saja, tidak penting warna mata anda, atau benua mana berada seharusnya satu gambaran kita tentang Tuhan. Tuhan dalam bayangan saya adalah pencipta hukum universal. Jika ada perbedaan diantara saya dengan seseorang, pastinya karena deviasi , dan salah seorang mesti ada yang keliru.
Karena Tuhan adalah universal, maka tidak ada kepercayaan lokal dan kebenaran lokal. Tuhan menciptakan semesta, Tuhan mencipta sistem berfikir yang sama, dan Tuhan berada di atas kebenaran agama manapun.
Tuhan bukan hanya milik orang Israel, Arab, Yunani, Bali, tetapi Tuhan umat.
Lalu berikutnya, logika bahwa Tuhan adalah Satu satunya dan tidak punya sanak saudara, handai taulan, aliansi, bahkan anak isteri. Jika Tuhan ada dua, maka dua tuhan bukan Tuhan. Kenapa? Karena langit dan bumi akan pusing tujuh keliling dan bingung, Tuhan yang patut di sembah setiap waktu. Bayangkan dengan logika murni anda: jika anda menghadap ke tuhan yang satunya, artinya pada saat yang sama anda telah 'memantati' tuhan yang satunya lagi, paling tidak wajah anda sudah berpaling dari tuhan yang satunya lagi. Tidak ada dua fokus pada satu konsentrasi.

Jika seseorang berfikir sebaliknya saat itu ia akan bergerak untuk menyembah tuhan yang sesuai keinginan dan lalu membiarkan tuhan yang lain gigit jari.
Tuhan tidak berada dalam dua posisi atau lebih dalam satu waktu. Tuhan tidak melata menjadi wujud buaya, harimau, ataupun domba di bawah langit biru dan pada saat yang sama tuhan itu itu juga sedang bertengger di pucuk cemara di surga. Tuhan tidak pula menjadi ruh yang gentayangan di gua Tuan Jimmy Bodo ataupun di gua bundo kanduang sementara pada saat yang sama tuhan sedang main superman superman, terbang melayang layang di planet kungfu. Kenapa? Karena satu eksistensi tidak mungkin di dua posisi berbeda dalam waktu yang bersamaan, dan itu sangat jelas sekali bukan!

Logika kita sama khan?

Tuhan juga tidak punya anak. Karena jika Tuhan punya anak, maka harus ada perkawinan sesama tuhan. Misalkan Tuhan kawin dengan manusia, anaknya adalah tuhan setengah manusia, dan hewan jadi jadian seperti itu pastinya bukan lah Tuhan. Jika Tuhan kawin dengan Tuhan maka Tuhan ada dua: tuhan maskulin dan tuhan feminin. Kemudian jadi tiga tuhan lalu berkembang biak menjadi tuhan tuhan junior. Tuhan Maha Suci dari imajinasi korup itu. Tuhan berada diluar jerat hayalan yang seperti itu. Tuhan tidak berada di inti radius gagasan itu. Tidak ada dua tuhan yang lalu melakukan senggama, kemudian beranak tuhan pula. Katakanlah Tuhan itu Satu atau otak anda akan pecah.. Tuhan yang saya maksud itu adalah, Tuhan yang saya sembah, yang menciptakan saya, anda, dia, mereka dan itu. Tuhan yang menciptakan logika ini, sistem kausalitas dan keteraturan law of nature agar imajinasi bisa meraba keberadaanNya. Tuhan orang Indian, Majapahit, Persia. Tuhan orang Skandinavia dan Tuhan umat manusia.

Tuhan tidak menjawab email anda dalam bentuk teks bukanlah alasan bahwa Tuhan tidak ada. Pastinya karena Tuhan tidak selalu berbuat seperti yang anda mau. Jika seseorang membuka mata hati dan lebih keras menggunakan akal sehat, seseorang akan temukan jawaban email dalam bentuk yang lain, yang jauh lebih terang jawabannya.(sumber)

0 komentar:

Posting Komentar