Kapten timnas Indonesia, Bambang Pamungkas, menceritakan sebagian kisah kondisi timnas pascalaga Bahrain pekan lalu, yang berakhir dengan kekalahan 0-2.
Usai laga, pelatih Wim Risjbergen mengadakan
jumpa pers bersama sang kapten. Namun Bambang datang sesudah pelatih berbicara. Ucapan pelatih pada saat Bepe, sapaan akrab Bambang Pamungkas, belum tiba itulah yang
akhirnya menjadi kontroversi.
Berikut dikisahkan sang bomber dalam situs resmi pribadinya, BambangPamungkas20.com
Dalam perjalanan pulang dari stadion menuju hotel, tiba-tiba salah satu rekan pemain yang boleh dikatakan lumayan senior menghampiri saya dan duduk tepat di sebelah saya.
Ketika itu pemain tersebut berkata:
Rekan:“Bro,gimana nih?
Masak pelatih komentar
kayak gini ke media,” kata dia
sambil memperlihatkan
sebuah link berita di Twitter.
Dalam berita tersebut
kurang lebih tertulis
komentar pelatih tim
nasional yang berbunyi: "Ini
bukan tim saya, pemain-
pemain tersebut bukan
pilihan saya, mereka tidak
layak bermain di level
internasional.”
Saya: “Ah ngawur itu Bro,
perasaan gue tadi dia ngga
ngomong gitu di konferensi
pers, kan gue ada di sana.”
Rekan:“Tapi masak iya
wartawan nulis gini tanpa
ada komentar dari yang
bersangkutan Bro. Kalau
begini caranya pelatih
nyalahin pemain dong?
Kalau dia masih menjadi
pelatih gue mendingan ngga
usah dipanggil lagi lah.”
Seketika saya menatap rekan
saya tersebut dengan
seksama dan berkata:
"Dengan alasan apa lo ngga
mau main buat tim nasional
lagi Bro..??"
Rekan:“Gue ngga bisa kerja
sama dengan pelatih ini Bro.
Habis mandi lo temenin gue
ketemu dia ya, tolong
terjemahin kalo gue minta
ngga dipanggil saat lawan
Qatar.”
Dengan nada yang sedikit
lebih tinggi saya berbicara
kepada rekan saya tersebut.
“ Bro, kalo lo mau ketemu
pelatih untuk diskusi
mengenai pertandingan tadi,
gue akan temenin. Tetapi,
kalo lo mau ketemu dia
hanya untuk mengatakan
bahwa lo mau
mengundurkan diri, sorry
Brogue ngga bisa nemenin
lo, karena untuk yang satu
ini gue ngga setuju dengan
jalan pikiran lo.”
Rekan:“Tapi, apakah pantes
seorang pelatih ngomong
gitu Broke media? Artinya
main aman sendiri lah dia.”
Saya:“Gue ngerti, dan untuk
itu gue setuju ama lo. Tetapi
reaksi lo dalam menanggapi
masalah ini dengan
mengundurkan diri tidak
juga dapat dikatakan benar
Bro. Bukan itu yang
seharusnya kita lakukan.”
Rekan:“Ngga lah Bro, gue
tetap ngga terima dengan
pernyataan dia. Kalo lo ngga
mau nemenin, ya sudah gue
jalan sendiri.”
Saya:“Itu hak lo Bro, gue
ngga bisa larang. Tapi lo
harus inget, kita ini adalah
contoh bagi generasi di
bawah kita Bro, kalau semua
pemain berpikiran seperti
apa yg ada di kepala lo
sekarang ini, siapa lagi
pemain yang akan jatuh
bangun main buat tim
nasional Bro? Generasi di
bawah kita juga akan
berpikir kalo main di timnas
itu bisa ke luar masuk
sesukanya sendiri, dan itu
salah besar Bro.”
Rekan:“Bukankah dia juga
udah bilang kalau sebagian
besar pemain bakal diganti?”
Saya:“Gue tahu itu. Bagi gue
dicoret atau tidak dipanggil
timnas jauh lebih terhormat
dari pada kita menolak
pemanggilan atau sengaja
tidak datang Bro. Kita tidak
pernah tahu siapa-siapa
yang akan dipanggil atau
dicoret. Akan tetapi sekali
lagi kita tidak berhak
mengatakan jika kita tidak
akan datang jika memang
nantinya tenaga kita masih
diperlukan Bro, apapun
alasannya.”
Rekan:“Gue tau Bro, tapi
gue sangat kecewa dengan
keadaan ini.”
Saya:“Gue rasa ngga cuma
lo yang kecewa Bro. Hampir
semua pemain pasti kecewa
kalo memang pelatih kepala
menyampaikan hal seperti
yang ditulis media tadi. Lebih
baik lo tenangin diri dulu lah,
istirahat dulu sama keluarga,
minggu depan kita bahas
lagi, OK?”
Rekan:“OK, Bro!”
sumber:http://bola.inilah.com/read/detail/1773897/inilah-curhat-pemain-timnas-
kepada-sang-kapten
0 komentar:
Posting Komentar